Akhirnya sampai juga saya dimana yang namanya "penyakit blog" itu muncul. Yaitu bingung mau nulis apa!.
Okelah dari pada bingung, saya akan postingkan salah satu kiriman dari Melani yang dikirim melalui e-mail saya.
***
Cinta tak ada kaitannya dengan yang ingin kaudapatkan, tetapi
berhubungan dengan yang ingin kauberikan, apa saja. Yang akan kauterima
sebagai balasan bisa bermacam-macam, tetapi itu sama sekali tidak
berhubungan dengan yang kauberikan. Kau memberi karena cinta, dan tidak
bisa tidak memberi. Apabila kau sangat beruntung, mungkin kau akan balik
dicintai. Itu indah sekali, tetapi tidak selalu harus begitu.
Cinta
akan muncul ketika kita menyadari bahwa manfaat suatu hubungan bukanlah
apa yang akan kita terima dari orang lain, melainkan sebaliknya. Kita
memerlukan orang lain karena kita lemah, dan orang lain membutuhkan kita
untuk melengkapi hidup mereka dengan memadukan kekuatan-kekuatan kita
dengan kelemahan-kelemahan mereka.
Proses untuk menciptakan suatu hubungan timbal balik yang sehat dan saling menguntungkan ini menyingkapkan suatu kesadaran bahwa cinta paling baik bila diekspresikan ketika kita mengisi tempat yang kosong pada hidup orang lain, dan dengan cara itulah kita mengembangkan nilai dalam hidup kita sendiri.
Walaupun cinta mungkin tidak dibalas oleh orang yang menerimanya, hidup kita tidak akan tetap sama apabila kita memiliki komitmen untuk mengisi kekosongan pada orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Karl Menninger, “Cinta selalu dapat menjadi obat, baik bagi yang memberi maupun bagi yang menerimanya.”
Proses untuk menciptakan suatu hubungan timbal balik yang sehat dan saling menguntungkan ini menyingkapkan suatu kesadaran bahwa cinta paling baik bila diekspresikan ketika kita mengisi tempat yang kosong pada hidup orang lain, dan dengan cara itulah kita mengembangkan nilai dalam hidup kita sendiri.
Walaupun cinta mungkin tidak dibalas oleh orang yang menerimanya, hidup kita tidak akan tetap sama apabila kita memiliki komitmen untuk mengisi kekosongan pada orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Karl Menninger, “Cinta selalu dapat menjadi obat, baik bagi yang memberi maupun bagi yang menerimanya.”
***