Seorang teman yang baru kenal pernah bertanya, “Hei Bay, kamu chinese ya?”
“Haah…?” saya bengong. “Bukan!”
Setelah yakin saya bukan chinese, si teman ini menjelaskan empat macam chinese.
Yang pertama, orang yang memang chinese, tapi tidak tahu dirinya chinese. Jadi, orang-orang tahu dia chinese, berdasarkan ciri-cirinya. Tapi si orang bersangkutan sama sekali tidak tahu dirinya chinese. Orang semacam itu memang langka, tapi bukan berarti tidak ada.
Yang kedua, orang yang memang chinese, dan sadar dirinya chinese. Yeah, ini bisa dibilang umum. Orang jenis ini ada yang baik, ada juga yang sok. Tapi yang jelas dia chinese, dan kita mengakui identitasnya.
Yang ketiga, orang yang bukan chinese, tapi mirip chinese. Cukup banyak orang seperti ini. Nah, orang jenis ini biasanya dibagi dua, yaitu orang yang jujur mengakui kalau dirinya bukan chinese, dan orang yang berbohong dengan mengaku kalau dirinya chinese.
Yang keempat paling parah. Jenis keempat adalah orang yang bukan chinese, sama sekali tidak mirip chinese, tapi merasa dirinya chinese, dan mengaku-aku kalau dirinya chinese. Belum cukup, orang ini juga suka berkeliling kesana kemari dan berkoar-koar kalau dirinya chinese. Lebih konyol lagi, orang ini juga bergabung dengan organisasi atau komunitas chinese, karena sangat yakin dirinya memang chinese.
….
….
Ketika mendengarkan penjelasan di atas, saya bengong. Lalu bertanya pada si teman, “Memangnya ada, gitu?”
“Ada, bay. Bahkan nggak sedikit. Kayaknya itu malah sekarang jadi tren.”
“Jadi tren?” saya makin bengong.
“Iya. Sekarang ini ada organisasi atau komunitas "gaul" chinese yang secara khusus ditujukan untuk orang-orang yang merasa dirinya chinese. Beda lho dengan komunitas kampung pecinan (kumpulan orang-orang/masyarakat cina yang berada di suatu wilayah tertentu).Kalau itu udah jelas mereka kebanyakan memang orang-orang chinese atau paling gak keturunan ke-1000 dari orang asli cina. Tapi mereka tidak berkomunitas "gaul". Lucunya, kalau yang chinese gadungan ini tidak ada satu pun orang di dalam komunitas "gaul" itu yang memang benar-benar chinese. Kenapa? Karena orang yang benar-benar chinese tidak punya komunitas "gaul" semacam itu!”
….
….
Percakapan itu terjadi beberapa minggu yang lalu, tapi sekarang terngiang kembali di telinga saya. Beberapa hari terakhir, saya telah membuktikan apa yang dikatakan teman saya di atas, dan memang benar adanya. Seseorang mengaku kepada saya bahwa dirinya chinese, padahal saya tahu dia sama sekali tidak punya ciri-ciri chinese , bahkan jauh banget dari kesan chinese. Uh, kenyataan itu menjadikan kepala saya fannao.
Si chinese gadungan itu sangat pede ketika mengatakan, “Ah, saya chinese, lho. Saya malah gabung dengan beberapa komunitas chinese. Yah, gaul saya memang gaul chinese.”
Saya bengong.
Si chinese gadungan menegur, “Eh, kok kamu malah bengong gitu?”
“Uh…” saya tergagap. “Sebenarnya… sebenarnya chinese itu apa?”
“Masak sih kamu nggak tahu? Googling dunk! Sekarang kan lagi musim chinese.”
Saya bengong.
“Eh, kok malah bengong lagi?”
“Sepertinya… uh, sepertinya kepala saya fannao.”
“fan… apa?”
“fannao.fannao.”
“fannao? fannao itu apa…?”
Halllaaahhh…!!! Katanya chinese…??? Mosok fannao aja nggak tahu…???
“Haah…?” saya bengong. “Bukan!”
Setelah yakin saya bukan chinese, si teman ini menjelaskan empat macam chinese.
Yang pertama, orang yang memang chinese, tapi tidak tahu dirinya chinese. Jadi, orang-orang tahu dia chinese, berdasarkan ciri-cirinya. Tapi si orang bersangkutan sama sekali tidak tahu dirinya chinese. Orang semacam itu memang langka, tapi bukan berarti tidak ada.
Yang kedua, orang yang memang chinese, dan sadar dirinya chinese. Yeah, ini bisa dibilang umum. Orang jenis ini ada yang baik, ada juga yang sok. Tapi yang jelas dia chinese, dan kita mengakui identitasnya.
Yang ketiga, orang yang bukan chinese, tapi mirip chinese. Cukup banyak orang seperti ini. Nah, orang jenis ini biasanya dibagi dua, yaitu orang yang jujur mengakui kalau dirinya bukan chinese, dan orang yang berbohong dengan mengaku kalau dirinya chinese.
Yang keempat paling parah. Jenis keempat adalah orang yang bukan chinese, sama sekali tidak mirip chinese, tapi merasa dirinya chinese, dan mengaku-aku kalau dirinya chinese. Belum cukup, orang ini juga suka berkeliling kesana kemari dan berkoar-koar kalau dirinya chinese. Lebih konyol lagi, orang ini juga bergabung dengan organisasi atau komunitas chinese, karena sangat yakin dirinya memang chinese.
….
….
Ketika mendengarkan penjelasan di atas, saya bengong. Lalu bertanya pada si teman, “Memangnya ada, gitu?”
“Ada, bay. Bahkan nggak sedikit. Kayaknya itu malah sekarang jadi tren.”
“Jadi tren?” saya makin bengong.
“Iya. Sekarang ini ada organisasi atau komunitas "gaul" chinese yang secara khusus ditujukan untuk orang-orang yang merasa dirinya chinese. Beda lho dengan komunitas kampung pecinan (kumpulan orang-orang/masyarakat cina yang berada di suatu wilayah tertentu).Kalau itu udah jelas mereka kebanyakan memang orang-orang chinese atau paling gak keturunan ke-1000 dari orang asli cina. Tapi mereka tidak berkomunitas "gaul". Lucunya, kalau yang chinese gadungan ini tidak ada satu pun orang di dalam komunitas "gaul" itu yang memang benar-benar chinese. Kenapa? Karena orang yang benar-benar chinese tidak punya komunitas "gaul" semacam itu!”
….
….
Percakapan itu terjadi beberapa minggu yang lalu, tapi sekarang terngiang kembali di telinga saya. Beberapa hari terakhir, saya telah membuktikan apa yang dikatakan teman saya di atas, dan memang benar adanya. Seseorang mengaku kepada saya bahwa dirinya chinese, padahal saya tahu dia sama sekali tidak punya ciri-ciri chinese , bahkan jauh banget dari kesan chinese. Uh, kenyataan itu menjadikan kepala saya fannao.
Si chinese gadungan itu sangat pede ketika mengatakan, “Ah, saya chinese, lho. Saya malah gabung dengan beberapa komunitas chinese. Yah, gaul saya memang gaul chinese.”
Saya bengong.
Si chinese gadungan menegur, “Eh, kok kamu malah bengong gitu?”
“Uh…” saya tergagap. “Sebenarnya… sebenarnya chinese itu apa?”
“Masak sih kamu nggak tahu? Googling dunk! Sekarang kan lagi musim chinese.”
Saya bengong.
“Eh, kok malah bengong lagi?”
“Sepertinya… uh, sepertinya kepala saya fannao.”
“fan… apa?”
“fannao.fannao.”
“fannao? fannao itu apa…?”
Halllaaahhh…!!! Katanya chinese…??? Mosok fannao aja nggak tahu…???