2012-04-01

Hidup Itu Tak Sekedar Seperti Air Yang Mengalir

Saya, dan mungkin juga orang lain, sudah sering mendengar seseorang yang mengatakan, “Hidupku ini mengalir, seperti air…” atau yang semacam itu. Intinya, orang-orang yang mengatakan hidupnya mengalir seperti air itu secara tidak langsung ingin menyatakan bahwa mereka bukanlah orang yang ngoyo dalam menjalani hidup, bahwa mereka adalah orang yang hanya mengikuti apa maunya hidup; mengalir seperti air.

Tentu saja orang berhak untuk memegang atau menjalani atau mempercayai filosofi hidupnya sendiri-sendiri. Begitu pula dengan orang-orang yang menjadikan air yang mengalir sebagai filosofi hidupnya. Saya sendiri terkadang membayangkan bahwa hidup ini memang mengalir seperti air—ia tak pernah berhenti bergerak, ia terus mengalir…dan mengalir. Sebagaimana air, laju atau perjalanan hidup tak bisa dibendung, karena jika dibendung maka ia akan mencari celah lain untuk terus mengalir.

Sampai kemudian saya melihat, atau lebih tepatnya lagi memahami, bahwa hidup seorang manusia memiliki perbedaan yang sangat esensial dengan air. Meskipun hidup dan kehidupan manusia mengalir, tetapi cara mengalirnya amat berbeda dengan cara mengalirnya air. Hidup tidak sekedar mengalir, dan bahwa manusia memiliki pilihan untuk mengalirkan dirinya, untuk mengalirkan kehidupannya. Air tidak memiliki pilihan, sementara manusia selalu memiliki pilihan, serta diberi kekuatan untuk memilih.

Ketika air mengalir, ia mengalir kemana saja, ke celah manapun juga selama memungkinkan, tak peduli mengalir ke sungai yang bersih ataupun mengalir ke comberan yang kotor. Air tidak memiliki pilihan, ia hanya mengalir—sebatas mengalir. Tetapi berbeda dengan manusia, atau lebih tepatnya dengan hidup manusia. Manusia memiliki pilihan untuk mengalirkan kehidupannya, dan ia selalu memiliki hak untuk memilih di dalamnya. Ketika hidupnya mengalir ke tempat yang tidak diinginkannya, manusia (selalu) bisa mengubah haluannya.

Saya pun menggunakan kekuatan pilihan saya ketika menulis di blog ini. Sebagai manusia, khususnya lagi sebagai penulis, sesungguhnya saya telah memiliki ‘celah-celah’ yang telah disediakan oleh kehidupan ini untuk mengalirkan p(em)ikiran-p(em)ikiran saya. Celah-celah itu bisa berupa penerbit buku, penerbit suratkabar, majalah, ataupun media-media lain yang memungkinkan serta memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin menyumbangkan karya tulisnya.

Tetapi ada kalanya ‘celah-celah’ tersebut tidak memungkinkan saya untuk mengalirkan sesuatu yang tengah bergejolak di dalam pikiran saya. Ada kalanya apa yang ingin saya sampaikan tidak sejalan dengan apa yang mereka inginkan, ada kalanya sesuatu yang ingin saya alirkan bertabrakan dengan kepentingan mereka. Hal-hal semacam ini tentu saja bukan sesuatu yang aneh, karena perbedaan semacam itu sudah menjadi hukum alam dalam kehidupan, bahwa apa yang dipikirkan seseorang belum tentu dapat diterima oleh pikiran yang lainnya.

Karenanya, saya pun menulis di blog ini, sebagai salah satu bentuk pilihan saya dalam mengalirkan apa yang ingin saya alirkan dalam kehidupan saya. Karena, seperti halnya air, ketika ia merasa terbendung oleh sesuatu maka ia pun akan mencari celah lain yang dapat digunakannya untuk terus mengalir. Dan sebagaimana halnya air yang mengalir, ada kalanya air itu dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya namun ada kalanya juga menjadi sarana pencemaran lingkungan. Untuk hal itu, saya berharap tidak menjadi si pencemar.

Sekali lagi, ini adalah soal pilihan. Saya memilih untuk menutup akses blog yang satu dan membuka akses blog yang lain secara bebas, dan blog inilah yang saya pilih untuk dapat diakses siapa saja, yang kebetulan menemukannya. Blog ini adalah salah satu tempat dimana saya akan mengalirkan apa saja yang ingin saya alirkan dari pikiran saya, dan saya berharap aliran pikiran di blog ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Tetapi, sebagaimana air yang tak terhitung banyaknya di dunia ini, blog ini pun bukan apa-apa; blog ini hanya satu di antara sekian juta blog lain, dan blog ini sungguh bukanlah blog yang istimewa. Blog ini hanya ditulis oleh orang yang biasa-biasa saja. Atau lebih tepatnya; oleh orang biasa-biasa saja yang memilih untuk menggunakan pilihannya…